Arti Sebuah Pengorbanan.
Tanggal, 28 Januari 2013 yang lalu, saya terbang ke kampung.
Saya terbang dengan pesawat " Lion Air" via Balikpapan, Surabaya, Kupang
dan terakhir Ende.
Biasanya pesawat lion air hanya sampai di Kupang saja. Saya harus
menginap satu malam di Kupang. Tanggal,29 Januari 2013 saya melanjutkan
perjalanan saya menuju Ende, menumpang 'lion wings'.
Sesampainya di Ende, saya dijemput oleh keponakan saya dengan motor.
kami langsung menuju " Pemo". Kami tiba di Pemo pukul 02.00 siang dan
disambut dengan awan yang merayap di tanah. Gelapnya awan sampai-sampai
jarak dua meterpun susah ditembus mata telanjang.
Tiba di rumah saya langsung disambut oleh kakak-kakak perempuan,
keponakan dan masih banyak lagi cucu-cucu saya.
Mereka semua nampaknya sangat setia menunggui kakak saya yang sedang
sakit tua dan stroke.
Kakak saya namanya Gabriel Baku. Umurnya saat itu 83 tahun. Beliau adalah
seorang ketua suku adat " SEKO LENGO". Beliau menjabat sebagai ketua suku adat
selama 46 tahun. Lebih lama daripada kekuasaan " Soeharto" yang hanya 32 tahun.
Beliau mempnyai seorang istri bernama " Anastasia Siti, yang sudah lebih dulu
menghadap Tuha, beberapa puluh tahun yang lalu. Beliau juga mempunyai 7 orang
puteri tanpa ada anak lelaki. Namun anaknya juga sudah terlebih dahulu menghadap
yang maha kuasa pada beberapa tahun yang lalu. Namun satu hal yang pantas kita
tiru dari beliau adalah nilai - nilai positip berikut ini:
1. Kerja keras.
Beliau adalah seorang pekerja keras. Seorang bapak, kakak, kakek yang sangat
peduli dengan keluarganya.
Beliau benar-benar mengorbankan seluruh tenaganya untuk membahagiakan
orang lain. Bahkan orang Pemo pada umunya.
Sampai dengan saat menjelang ajalnya beliau masih sempat membuka kebun
baru dan bahkan sudah menanamnya untuk diwariskan ke anak-anak dan cucu
cucunya.
2. Setia sama istri dan anak-anak.
Beliau adalah seorang suami yang setia bahkan bisa dikatakan super setia.
Bagaimana tidak, sejak istrinya yang terkasih wafat beberapa puluh tahun
lalu beliau tetap setia dengan tidak melirik wanita lain bahkan menikahinya,
sorry ya! Pengorbanan yan luar biasa. Setia sebuah kata yang amat langkah
dan sangat mustahil untuk dipraktekkan di zaman ini.
Beliau benar-benar mengorbankan kesenangannya demi banyak orang.
Mungkinkah kita juga sanggup melakukan itu?
3. Guru Sejati bagi kaum muda.
Beliau adalah Guru sejati. Guru dalam arti yang sesungguhnya. Beliau selalu
meluangkan waktunya untuk para"Mosalaki" (ketua suku) yang masih muda
sebagai tempat bertanya dan konsultasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
adat "Pemo". Lagi-lagi pengorbanan waktu.
4. Seorang Juru Damai.
Sebagai seorang yang memang sudah tua baik dalam keluarga, keluarga
besar suku 'sekolengo' maupun kampung pemo pada umumnya, beliau
merupakan seorang tokoh yang sangat tepat; sebagai penyebar damai.
Apapun masalahnya, beliau selalu menengahi dan mencarikan solusi yang
yang tepat secara damai untuk disesaikan.
Beliau selalu mengandalkan keterbukaan serta cara-cara yang santun dan
lembut dipakai untuk menyelsaikan masalah. Kata kerennya " win-win
solution."
5. Hari minggu tanggal, 3 februari 2013 cuaca kampung Pemo mendung.
Awan hitam menggelayut di atas langit Pemo. Sinar matahari seolah
enggan menampakkan cahayanya pagi itu. Sementara Pukul 06.00 pagi
saya sudah mandi, make up, pakai baju dan celana necis. Namun kaki ini
seakan berat untuk meninggalkan rumah. Hati menjadi galau, kacau,
bingung, rasanya seperti ada yang mengganjal dan saya tidak tahu apa.
Ngobrol, senyum dan tawa terasa hambar- tawar dan tak berarti.
Tepat sekitar pukul 08.53. Kakak saya melapaskan napas. Napas terakhir.
Kakakku pergi menghadap bapak di surga dengan damai dan tenang.
" Selamat jalan sang pengorban sejati, pahlawan kesetiaan, guru sejati
dan sang juru damai." Beristirahatlah di sana, amin. Doakan untuk kami
yang masih berjuang ini. Semoga pada saatnya nanti kitapun-
bersama lagi, mudah-mudahan di surga.
6. Hari senin, 4 februari 2013, jasad almarhum di makamkam di tengah-
pemakaman keluarga " Bhoka Rue".
7. Hari selasa, 5 februari 2013, saya kembali ke Tarakan via Kupang. Sekali
lagi saya bermalam di Kupang.
8. Rabu, 6 februari 2013, saya terbang kembali ke Tarakan via Surabaya.
Pukul 08.00 malam saya berkumpul kembali dengan keluarga tercinta
di Tarakan.
Hanya satu hal yang dapatkan dari perjalanan ini adalah " Arti dari
sebuah pengorbanan." Selamat membaca.
Tarakan, 27th Februari 2013
Written By : Mr.Nick P
Keterpurukan hidup membuat saya melakoni pesugihan di PAK MANDALA,sebelumnya saya Mendapatkan no hp aki (082348985714) dari teman yang sudah sukses kaya, saran PAK MANDALA pesugihan yang cocok untuk saya adalah Bank GHAIB, di waktu itu tanpa banyak perhitungan saya ikuti petunjuk dari aki ,saya sudah sangat bingung dengan hutang yang beratus-ratus juta. Untung saja ada PAK MANDALA yang membantu melalui syareatnya. Saya serahkan umur 1 hari saya untuk ritual ini . pada malam pelaksanaan ritual saya merasa sesuatu yang sangat asing,. Karna merasa tak kuat kemudian saya coba melelapkan diri, entah sadar atau tidak saya melihat sosok makhluk tinggi besar yang memberikan saya kain hitam yang berisi uang 50-100rbuan yang sangat banyak setelah benar-benar sadar saya memeriksa kotak hitam yang telah saya persiapkan sebelumnya atas perintah PAK MANDALA ,dan dengan sangat terkejut saya melihat kotak tersebut penuh dengan uang 50-100ribuan sampai ratusan lembAr banyaknya , tanpa ada rekayasa saya membuat kesaksian ini karna semua ini benar-benar saya alami. SUMPAH DEMI ALLAH DAN ATS NAMA KELUARGA Saya ucapkan ribuan terimkasih kepada PAK MANDALA,saat ini hutang saya telah lunas dan saya tlah memiliki toko elektronik yang lumayan besar . sekali lagi saya ucapkan terimakasih yang sangat besar kepada PAK MANDALA dan keluarga.
BalasHapus