HOREE SAYA LULUS UN
Lulus UN itu mudah sekali.
Siswa manapun bisa lulus dengan mudah.
Siswa jaman sekarang tidak perlu belajar.
Mereka cukup makan, tidur, nonton, main dan main.
Mereka boleh main apa saja.
Mereka bisa main HP, main game, main bola, pokoknya-
mereka hanya boleh bermain-main.
Mereka boleh main-main di mana saja dan kapan saja.
Siswa jaman sekarang harus lulus.
Mereka harus lulus walaupun mereka tidak pernah belajar.
Pemerintah sudah mengkondisikan itu.
Batapa tidak, walaupun nilai UN mereka rendah, bahkan
nilai UN satupun bisa lulus. Harus lulus.
Muncul pertanyaan! Siapa yang dungu dan siapa yang cerdas?
Saya bingung.
Kelulusan siswa jaman sekarang sangat digampangakan.
Gampangan dan instan.
Yang penting saya lulus.
Saya lulus dan saya senang.
Saya lulus tapi nilai UN Matematika saya: 1,50.
Saya lulus tapi nilai UN IPA saya : 1.56.
Saya lulus tapi nilai UN Bahasa Inggris saya : 2.47.
Saya lulus tapi nilai UN Bahasa Indonesia saya cuma : 5.60.
Saya lulus UN horee. Saya kecewa karena nilai rendah, ok.
Gara-gara sistem kelulusan terlalu dipermudah,
siswa dikondisikan untuk tidak usah belajar.
Para gurunya pada santai semua.
Mereka datang ke sekolah cuma jual tampang.
Mereka menunggu TPP.
Rasa malu mereka hilang tanpa bekas.
Muka mereka tebal-tebal, setebal kantong mereka.
Mereka tidak peduli dengan kami para siswa.
Semua itu karena sistem. Sistem pendidikan ngawur-
amburadul,kacau dan bodoh karena penuh rekayasa.
Saya lulus horee, tapi saya tidak bangga dengan nilai-
nilai UN saya. Memalukan. Bagaimana bila nanti suatu saat-
anak saya melihat Nilai- nilai UN ijazah saya. Muka saya
mau disembunyikan di mana?
Saya memang lulus dan untuk sesaat memang saya senag.
Namun sampai kapanpun saya tidak akan pernah bangga -
melihat nilai-nilai UN saya.
Sistem pendidikan yang ngawur membuat nilai UN kami-
hancur berantahkan. Menyimpan aib sepanjang masa.
Tarakan, 10th June 2013
Written By : Nikolaus Pake.
Frater Don Bosco Junior High School
